RADAR BENGKULU - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Bengkulu, Abdullah Ibrahim Ritonga, menyampaikan keprihatinannya atas serangkaian bencana banjir yang kerap menghantam wilayah Provinsi Bengkulu.
"Kita turut berduka atas kejadian bencana banjir yang menimpa saudara kita di Kabupaten Lebong dan saat ini juga sedang terjadi di Kabupaten Seluma," ungkap Abdullah Ibrahim Ritonga atau Baim sapaan akrabnya.
Menurut Baim, beberapa faktor menjadi penyebab bencana banjir di sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak baik-baik saja.
"Pertama, pemanfaatan ruang dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tidak sesuai dengan fungsinya," ungkap Baim.
BACA JUGA:Harga Komoditas Pangan Mulai Turun Pasca Lebaran
Menurutnya, kawasan lindung di Provinsi Bengkulu malah dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, yang berdampak pada fungsi ekologis yang terganggu.
"Ironisnya, alih fungsi kawasan lindung dilakukan pada bagian hulu DAS, yang akhirnya membuat beberapa DAS di Bengkulu mengalami gangguan," tambah Baim.
Kemudian, Baim juga menyoroti kondisi kawasan hutan yang semakin kritis, terutama dengan usulan pemda untuk mengubah hutan hujan tropis menjadi areal pertambangan emas.
BACA JUGA:Harga Komoditas Pangan Mulai Turun Pasca Lebaran
"Tentu ini mempercepat kerusakan fungsi ekologis, dengan dalih praktik ekonomi kreatif, padahal ini nyata-nyata merupakan praktik eksploitasi," sesal Baim.
Baim juga mengungkapkan bahwa pemda belum membuat aturan turunan terkait pengelolaan DAS di Provinsi Bengkulu, yang seharusnya dapat menjadi upaya pencegahan dan mitigasi bencana.
"Rekomendasi kita yang pertama adalah penataan ruang harus memperhatikan kaidah-kaidah yang tertuang dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)," terang Baim.
BACA JUGA:Peningkatkan Kualitas Pelayanan RSUD Damrah Manna
Selain itu, Baim juga mendesak pemda untuk meninjau kembali bagian hulu DAS serta wilayah daerah tangkapan air, serta memperbaiki sistem drainase dan menciptakan ruang terbuka hijau.
"Kita juga berharap pemda melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan DAS, sehingga pengelolaan dapat menerapkan kearifan lokal yang ada di tengah-tengah masyarakat," tambah Baim.