Hijrah Riba

Selasa 26 Aug 2025 - 20:42 WIB
Reporter : tim redaksi
Editor : Azmaliar

Saya bertemu seorang pimpinan sembilan perusahaan. Ia bukan pemegang saham. Ia bilang pemegang sahamnya tunggal: Allah.

"Kan tidak bisa Allah jadi pemegang saham," kata saya.

"Bisa," jawabnya.

"Notarisnya pasti tidak mau bikinkan akta pendirian perusahaan. Kan melanggar hukum."

"Notarisnya mau."

"Tidak mungkin. Pasti di akta pakai nama orang. Nama Anda sendiri?"

"Betul," jawabnya.

"Lalu Anda bikin pernyataan notariel bahwa saham Anda itu sebenarnya milik Allah?"

"Betul. Begitu," jawabnya.

Nama orang itu: Hendra Firmansyah.

Hendra lahir di Pontianak. Tumbuh besar di Jakarta. Ikut pertukaran pelajar ke Jepang dan Jerman. Belajar ilmu logika di Beijing. Mulai usaha di Makassar –sampai punya perusahaan eksporter lada hitam.

Sembilan bulan terakhir Hendra kembali ke Pontianak: agar dekat dengan ayah-bundanya yang sudah tua.

 

Tahun 2016 Hendra "hijrah"' –meninggalkan apa pun yang dilarang agama. Termasuk yang riba. Saat itu sebenarnya Hendra aman: tidak punya utang bank. Asetnya pun sudah Rp 500 miliar. Semua tidak lagi ia urus –konsentrasi memikirkan datangnya ''Hari Perhitungan'': apakah dosanya lebih besar dari pahalanya.

Hendra pun jatuh miskin.

Kategori :

Terkait

Minggu 28 Dec 2025 - 21:38 WIB

Silalahi Ande-ande

Sabtu 27 Dec 2025 - 19:18 WIB

Gembala Sudung

Selasa 23 Dec 2025 - 21:31 WIB

Ateis Rob

Minggu 21 Dec 2025 - 21:04 WIB

Puisi Ayah

Jumat 19 Dec 2025 - 22:09 WIB

Anwar Ali