Khatib : Drs. H. Paimat Solihin
Dari : Masjid Raya Baitul Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kita tentu tidak asing lagi dengan pesan bahwa salat itu mencegah dari keji dan mungkar. Tapi nyatanya, kita masih saja terjebak dan terbiasa dengan perbuatan keji dan mungkar. Lantas bagaimana? Apanya yang salah? Apakah salat kita sudah tidak benar-benar bisa mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar ?
Maka benarlah pesan tadi. Jika ingin memperbaiki hidup, maka mulailah dengan memperbaiki salat.
Salat sesungguhnya adalah miniatur dari kehidupan kita. Tak sadarkah kita bahwa salat wajib yang diatur dalam sehari semalam sebanyak 5 kali adalah cara Allah mengajarkan kita manajemen waktu ? Tapi sebagai hamba, kita tidak benar-benar memahami ilmu manajemen dasar yang Allah selipkan dalam salat.
Seperti dari segi waktu, masih banyak kita melalaikannya.
Shalat Subuh kesiangan. Shalat Dzuhur mepet ke waktu Ashar. Shalat Ashar mepet ke waktu Maghrib, Shalat Maghrib kelewatan karena di jalan. Shalat Isya udah kelelahan.
Lantas, bagaimana caranya memperbaiki hidup dengan salat? Sederhana saja. Coba perbaiki salat kita. Apa yang bisa dilakukan, dari segi waktu mari kita membiasakan salat tepat waktu. Kalau sudah ada panggilan salat, segera kita laksanakan.
Walaupun ayat ini sepertinya dikhususkan untuk shalat Jumat, namun dapat kita jadikan pula untuk panggilan sholat lima waktu. Kalau sudah ada panggilan untuk melaksanakan salat, maka bersegeralah kita memenuhi panggilan tersebut.
Ada fenomena yang kerap terjadi di masyarakat, misalnya dala
m acara sidang, atau rapat, tiba tiba terdengar suara adzan, maka kegiatan diskor untuk menghormati adzan. Tapi sehabis adzan, acara dilanjutkan. Bahkan lebih seru lagi dengan usul dan interupsi. Bukannya justru mengarahkan untuk melaksanakan salat, tapi justru salat terabaikan.