Kemudian ia mengadakan pengamatan bersama sejumlah ulama, termasuk Syekh Ahmad Hassoun, seorang mufti besar Suriah.
Hasil observasi membenarkan pohon itulah yang disebutkan sebagai tempat berteduh Nabi Muhammad saat perjalanannya ke Syam, dalam kisah pendeta Bahira (Buhaira) yang diceritakan di atas.
Hingga kini pohon yang disebut sahabat nabi tersebut dilestarikan oleh pemerintah Yordania dan dipantau secara rutin keberadaannya.
Pohon Sahabi juga dinilai unik lantaran tumbuh di padang pasir yang kering dan gersang. Ialah satu-satunya pohon yang hidup subur dengan daun yang rindang di kawasan gurun Buqa'awiyya.
Pandangan Ulama Dan Peneliti Sirah
Buku 40 Sirah Popular Yang Diragui Berkenaan Nabi & Sahabat oleh Mustafar Mohd Suki menyebutkan bahwa Professor Ibrahim Musa al-Zaqarthi, Ketua Pengkaji Geografi Yordania menyatakan tidak tepat menyandingkan Pohon Sahabi menjadi sahabat Nabi karena beberapa sebab: