RADAR BENGKULU – Pemerintah Provinsi Bengkulu menggandeng berbagai pihak dalam memulai gerakan besar yang bertujuan memutus rantai stunting di Bumi Rafflesia. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) resmi dimulai pada akhir tahun 2024 dengan serangkaian aksi sosial yang melibatkan semua elemen masyarakat.
Puluhan pelajar putri dari 10 Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di Kota Bengkulu menjadi salah satu kelompok sasaran utama dalam pencanangan ini. Mereka menerima pil tambah darah (PTD) untuk mencegah anemia, sebuah langkah awal penting guna memastikan generasi muda Bengkulu memiliki kondisi kesehatan optimal.
Ketua Panitia Penyelenggara Kick Off Genting, Edi Sofyan, S.E., M.M, menyebut bahwa gerakan ini adalah bagian dari upaya besar dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak di bawah dua tahun (baduta), serta remaja putri.
“Tujuan utama Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting adalah meningkatkan asupan gizi melalui bantuan makanan bergizi, suplemen, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Lebih dari itu, kami ingin menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam upaya ini,” ujarnya Rabu, 18 Desember 2024.
BACA JUGA:Insiasi BKKBN Provinsi Bengkulu Pemaduan Program Cegah Stunting
BACA JUGA:Setelah Tertunda Setahun Lebih, Akhirnya Lima Komisioner KIP Bengkulu Dilantik
Genting tidak hanya menjadi inisiatif lokal, tetapi bagian dari strategi nasional yang melibatkan unsur pentahelix, pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media. Fokus gerakan ini, kata Edi, mencakup penyediaan gizi yang cukup bagi anak-anak dan ibu hamil, serta perhatian pada kelompok remaja, lansia, dan kebersihan lingkungan sebagai bagian integral dari pencegahan stunting.
“Stunting bukan hanya tentang gizi buruk pada anak. Ini adalah tantangan bangsa yang membutuhkan solusi menyeluruh. Itu mulai dari pemenuhan gizi hingga pola hidup bersih dan sehat,” tegas Edi.
Dalam acara tersebut turut hadir perwakilan Pemerintah Provinsi, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Bengkulu, M. Ichwan, menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Angka prevalensi stunting di Indonesia masih berada di 21,5 persen, sementara Bengkulu berada sedikit lebih baik di angka 20,2 persen (SKI-2023). Meski begitu, angka ini tetap menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi,” ujar Ichwan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah menetapkan target ambisius, yakni menurunkan prevalensi stunting di Bengkulu hingga 12,55 persen dalam beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA:Bengkulu Siap Pastikan Pelayanan Maksimal Bagi Jemaah Haji
BACA JUGA:Dipecat PDIP, Jokowi, Gibran, Bobby Bilang Ini
“Ini adalah bagian dari Asta Cita keempat untuk memperkuat SDM Indonesia yang unggul, menuju visi besar Indonesia Emas 2045,” katanya.
Pencanangan Genting 2024 diwarnai berbagai aksi nyata. Salah satu momen penting adalah penandatanganan komitmen delapan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, yang berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari pejabat pemerintah hingga tokoh masyarakat.