Menurut buku Sejarah Agung Hasan dan Husain karya Ukasyah Habibu Ahmad, Sayyidina Husain tetap pada pendiriannya untuk menuju Kufah. Setelah tiba di daerah Bathnur Rummah, ia menulis surat kepada penduduk Kufah untuk memberitahukan bahwa dirinya sudah sampai di Bathnur Rummah.
Ia mengutus Qais bin Mashar as-Saidawi, namun nahas Qais bin Mashar as-Saidawi tertangkap oleh pasukan Ubaidillah bin Ziyad lalu ia dibunuh. Kemudian Sayyidina Husain melanjutkan perjalanan hingga tiba di Zarud.
Ketika hendak bertolak dari wilayah tersebut, ia baru mendapatkan informasi bahwa Muslim bin Aqil dan Hani' bin Urwah telah terbunuh. Selain itu juga ia mendapatkan informasi tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang Kufah.
Menyadari hal tersebut, Sayyidina Husain pun memutuskan untuk pulang. Namun seperti yang disebutkan dalam Al-Akhbar ath-Thiwal bahwa orang-orang bani Aqil berkata, "Bagi kami, tidak ada gunanya hidup setelah Muslim bin Aqil terbunuh. Kami tidak akan kembali sampai kami mati."
Mendengar hal tersebut, Sayyidina Husain pun berkata, "Lantas, apa gunanya aku hidup setelah mereka mati?"
Sayyidina Husain pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dan memperbolehkan apabila rombongannya berkeinginan untuk pulang atau terus bersamanya. Ketika sampai di Zubalah, ia dan rombongannya bertemu dengan Umar bin Sa'ad dan Ibnul Asy'ats yang membawa surat dari Muslim bin Aqil yang isinya menyampaikan ketidakpedulian penduduk Kufah terhadap dirinya.
Meskipun sempat dihadang oleh al-Hurru bi Yazid at-Tamimi atas perintah Ubaidillah bin Ziyad, Husain akhirnya tiba di Karbala pada tanggal 2 Muharram 61 H. kedatangannya disambut dingin oleh penduduk setempat yang konon mencapai 100.000 orang yang siap menyatakan janji setia kepada Sayyidina Husain. Ternyata benarlah, kekhawatiran dari keluarga dan sahabat Sayyidina Husain.
Masih dalam buku yang sama, pada akhirnya Sayyidina Husain beserta dengan rombongan dikepung selama beberapa hari, tepat pada tanggal 10 Muharram 61 H. Sebanyak 5.000 pasukan yang dipimpin oleh Umar bin Sa'ad bin Abi Waqash menyerbu rombongan Sayyidina Husain.