Kue ini paling enak dinikmati dengan teh manis panas dan sedikit gula merah cair. Ia menjelaskan, Setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam memakan kue ini karena rasanya yang sangat enak dan harum.
Tama, warga Aceh Tamiang, mengaku terkadang memesan rasida untuk istrinya. Tama berkata: "Kadang saya pesan karena ada yang murah, biasanya sampai ratusan ribu."
Menurutnya, kue rasida ini tidak hanya sulit ditemukan, namun orang yang membuatnya juga sulit ditemukan, karena ini merupakan kue leluhur dari zaman dahulu kala.
“Saya tidak tahu banyak tentang sejarahnya, tapi yang saya tahu itu kue khas Melayu. Masyarakat Tamiang sering menyebutnya kue Lasidah, bukan kue Rasidah,” ujarnya.
Tama mengatakan kue tradisional ini hanya muncul di pesta pernikahan, selama seminggu hampir tidak terlihat lagi.
Sepertinya tidak aktif. Sebab menurutnya kue ini hanya untuk acara tertentu saja.
“Misalnya pernikahan, pertunangan, atau acara adat,” kata Tama.
Di Aceh Tamiang, kue ini ibarat hidangan bangsawan, hanya tamu penting saja yang boleh menyantapnya.