Dhita juga menambahkan bahwa guru, siswa, mahasiswa, dan komunitas memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi mengenai inflasi kepada masyarakat.
“Dengan menyebarluaskan pengetahuan ini, kita bisa melibatkan lebih banyak orang dalam pengendalian inflasi, serta membentuk pola pikir yang lebih baik tentang stabilitas ekonomi,” jelasnya.
Festival Edukasi Inflasi kali ini menghadirkan sejumlah kegiatan yang sangat menarik dan edukatif. Beberapa sub kegiatan yang digelar antara lain seminar interaktif mengenai pengendalian inflasi, kompetisi kreatif, serta lomba-lomba yang melibatkan peserta dari berbagai kalangan.
Kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di antaranya adalah lomba jingle, video iklan layanan masyarakat, komik, dan event diversifikasi pangan.
Dhita berharap, melalui lomba-lomba ini, peserta dapat lebih kreatif dalam menyampaikan pesan edukasi mengenai inflasi kepada masyarakat luas.
Salah satu kegiatan unggulan yang mendapat perhatian besar adalah kompetisi model TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) yang berbentuk simulasi model United Nations (MUN).
Dalam kompetisi ini, para mahasiswa dapat merasakan pengalaman menjadi pemangku kebijakan dalam mengendalikan harga, serta memahami bagaimana strategi pengendalian inflasi dijalankan baik di tingkat nasional maupun daerah.
“Kompetisi ini memberikan pengalaman langsung kepada para peserta untuk melihat bagaimana kebijakan pengendalian inflasi diterapkan dan bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan dalam pengendalian harga di daerah,” jelas Dhita.