Kenaikan Harga TBS Sawit Mendongkrak Kesejahteraan Petani di Bengkulu
Kenaikan harga TBS ini dipicu oleh naiknya Indeks Ketetapan Harga (IDK) dari 83 poin pada bulan Februari menjadi 86 poin pada bulan Maret-ist-
RADAR BENGKULU - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengalami kenaikan pada bulan Maret ini dibandingkan bulan Februari. Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut., M.Si., melalui Kepala Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Johan Syahmeri, S.P., M.P., harga TBS saat ini mencapai Rp 2.489,25 per kilogram, sedangkan pada bulan Februari lalu hanya Rp 2.253,86 per kilogram.
"Kenaikan harga ini tentu sangat menggembirakan bagi para petani sawit di Bengkulu. Semoga harga ini tidak turun lagi, bahkan kalau bisa terus naik, terutama menjelang bulan suci Ramadan. Petani pun bisa menikmati hasil panen kelapa sawit dengan hidup yang lebih sejahtera," ujar Johan.
BACA JUGA:Pengerjaan SMKN 3 Kota Bengkulu Pasca Kebakaran, Target Maret Dimulai
Kenaikan harga TBS ini dipicu oleh naiknya Indeks Ketetapan Harga (IDK) dari 83 poin pada bulan Februari menjadi 86 poin pada bulan Maret.
"Namun, kenaikan harga ini juga harus diiringi dengan upaya dari para petani untuk memanen buah kelapa sawit dengan kualitas yang bagus. Jika hasil panennya bagus, harga pun akan terus stabil," kata Johan.
BACA JUGA:Jelang Ramadhan, Polres Benteng Pantau Harga Sembako di Pasar Tradisional
Menjelang bulan Ramadan, Dinas TPHP Provinsi Bengkulu telah mengantisipasi agar harga TBS tidak mengalami penurunan.
"Kami telah menggelar rapat awal dengan perusahaan pabrik sawit agar tidak terjadi gejolak harga selama Ramadan," kata Johan.
Rencananya, Dinas TPHP akan membuat surat edaran kepada para petani dan perusahaan yang mengatur jadwal tutup pabrik sebelum lebaran.
"Pabrik TBS akan ditutup H-1 lebaran dan akan kembali dibuka 2 atau 3 hari setelah lebaran Idul Fitri. Dengan begitu, petani sawit bisa mengatur jadwal panen mereka agar tidak terjadi penumpukan hasil panen ketika pabrik tutup," jelas Johan.